Audit produksi dan operasi
Pengertian Audit Produksi dan Operasi
Audit produksi dan operasi melakukan penilaian secara komprehensif terhadap
keseluruhan fungsi audit produksi dan operasi untuk menentukan apakah fungsi
ini telah berjalan dengan memuaskan (ekonomis, efektif dan efisien). Audit ini
dilakukan tidak hanya terbatas pada unit produksi tetapi juga berlaku untuk
keseluruhan proses produksi dan operasi. Audit ini juga berperan melengkapi
fungsi pengendalian kualitas.
Beberapa alasan yang mendasari perlu dilakukannya audit ini antara lain :
· 1 Proses produksi dan
operasi harus berjalan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
· 2 Kekurangan/kelemahan yang terjadi harus ditemukan
sehingga segera dapat diperbaiki.
· 3 Konsistensi berjalannya proses harus diungkapkan.
· 4 Pendekatan proaktif
harus menjadi dasar dalam peningkatan proses.
· Berjalannya
tindakan korektif harus mendapat dorongan dan dukungan dari berbagai pihak yang
terkait.
AUDIT OPERASIONAL TERHADAP FUNGSI PRODUKSI
Audit operasional terhadap fungsi
produksi atau sering disebut dengan audit produksi merupakan suatu bentuk audit
yang dilaksanakan perusahaan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat efisiensi
dan efektivitas kegiatan dibidang produksi.
Selain itu,
produksi juga berfungsi untuk mengukur seberapa baik manajemen menjalankan
fungsi perencanaan, organisasi, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan produksi
dan seberapa efektifkah manajemen dalam membuat keputusan yang tepat untuk
mencapai tujuan produksi yang telah ditetapkan.
Audit produksi
melakukan penilaian secara komprehensif terhadap keseluruhan fungsi produksi
dan operasi untuk menentukan apakah fungsi ini telah berjalan dengan memuaskan
(ekonomis, efektif, dan efisien). Beberapa alasan yang mendasari perlunya
dilakukan audit produksi, antara lain:
1. Proses produksi dan operasi hams berjalan
sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan.
ditetapkan.
2. Kekurangan/kelemahan yang terjadi hams
ditemukan sehingga segera dapat
diperbaiki
diperbaiki
3. Konsistensi berjalannya proses hams
diungkapkan
4. Pendekatan proaktif haras menjadi dasar
dalam peningkatan proses.
5. Berjalannya tindakan korektif hams
mendapat dorongan dan dukungan dari
berbagai pihak yang terkait.
berbagai pihak yang terkait.
Prinsip-Prinsip umum
1. Tujuan utama audit
adalah untuk menentukan apakah proses produksi dan operasi yang berjalan saat
ini sudah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan untuk memastikan bahwa
produk yang dihasilkan konsisten dengan standar kualitas yang telah ditetapkan
serta mengidentifikasi wilayah (bagian) yang masih memerlukan perbaikan.
2. Auditor harus secara
objektif dan sistematis mengumpulkan dan menganalisis data yang cukup dan
relevan sebagai dasar penilaian terhadap ketaatan perusahaan dalam menerapkan
kriteria yang telah ditetapkan.
3. Auditor harus mengklarifikasi
ketidaksesuaian yang terjadi antara aktivitas produksi dan operasi denan
kebutuhan kriteria (standar) yang telah ditetapkan dan membuat rekomendasi
untuk peningkatan.
TUJUAN AUDIT
1. Apakah produk
yang dihasilkan telah mencerminkan kebutuhan planggan.
2. Apakah strategi
serta rencana produksi dan operasi sudah cermat menghubungkan antara kebutuhan
untuk memuaskan pelanggan denga ketersediaan sumber daya serta fasilitas
yang dimiliki perusahaan.
3. Apakah
strategi, rencana produksi dan operasi telah mempertimbangkan
kelemahan-kelemahan internal, ancaman lingkungan eksternal serta peluang yang
dimiliki perusahaan.
4. Apakah proses
transformmasi telah berjalan secara efektif dan efisien
5. Apakah
penempatan fasilitas produksi dan operasi telah mendukung berjalannya proses
secara ekonomis, efektif dan efisien.
6. Apakah
pemeliharaan dan perbaikan fasilitas produksi dan operasi telah brjalan sesuai
jadwal yang telah ditetapkan dalam mendukung dihailkannya produk yang sesuai
dengan kuantitas, kualitas, da waktu yang telah ditetapkan.
7. Apakah setiap
bagian yang terlibat dalam proses produksi dn operasi telah melaksanakan
aktivitas dengan ketentuan serta aturan yang telah ditetapkan persahaan.
Manfaat Audit
1. Dapat memberikan
gambaran kepada pihak yang berkepentingan tentang ketaatan dan kemampuan fungsi
produksi dan operasi dalam menerapkan kebijakan serta strategi yang telah
ditetapkan.
2. Dapat memberikan
informasi tentang usaha-usaha perbaikan proses produksi dan operasi yang telah
dilakukan perusahaan serta hambata-hambatan yang dihadapi.
3. Dapat menentukan area
permasalahan yang masih dihadapi dalam mencapai tujuan produksi dan operasi serta
tujuan perusahaan secara keseluruhan.
4. Dapat menilai
kekuatan dan kelemahan strategi produksi dan operasi serta kebutuhan
perbaikannya dalam meningkatkan kontribusi fungsi ini terhadap pencapaian
tujuan perusahaan.
TAHAP – TAHAP
AUDIT PRODUKSI DAN OPERASI :
i. Audit
Pendahuluan
Audit pendahuluan
diawali dengan perkenalan antara pihak auditor dengan organisasi auditee. Untuk
mengonfirmasi scope audit, mendiskusikan rencana audit dan penggalian informasi
umum tentang organisasi auditee, objek yang akan diaudit mengenal lebih lanjut
kondisi perusahaan dan prosedur yang diterapkan pada proses produksi dan
operasi.
Setelah melakukan
tahapan audit ini, auditor dapat memperkirakan (menduga) kelemahan – kelemahan
yang mungkin terjadi pada fungsi produksi dan operasi perusahaan auditee.
ii. Review
dan pengujian terhadap pengendalian manajemen
Berdasarkan data yang
diperoleh pada audit pendahuluan, auditor pendahuluan, auditor melakukan
penilaian terhadap tujuan utama fungsi produksi dan operasi serta
variable-variabel yang mempengaruhinya. Veriabel – variable ini meliputi
berbagai kebijakan dan peraturan yang telah ditetapkan untuk setiap
program/aktifitas, praktik yang sehat, dokumentasi yang memadai dan
ketersediaan sumber yang dibutuhkan dalam menunjang usaha pencapaian tujuan
tersebut.
Pada tahap ini auditor
juga mengidentifikasi dan mengklasifikasikan penyimpangan dan gangguan –
gangguan yang mungkin terjadi yang mengakibatkan terhambatnya pencapaian tujuan
produksi dan operasi.
Berdasarkan review dan
pengujian yang dilakukan pada tahap ini, auditor mendapatkan keyakinan tentang
dapat diperolehnya data yang cukup dan kompeten serta tidak terhambatnya akses
untuk melakukan pengamatan yang lebih dalam terhadap tujuan audit sementara
yang telah ditetapkan pada tahapan audit sebelumnya.
Auditor dapat menetapkan tujuan audit yang
sesungguhnya (definitive audit objective) yang akan didalami pada audit
lanjutan.
iii. Audit
Lanjutan(terinci)
Auditor melakukan audit
yang lebih dalam dan pengembangan temuan terhadap fasilitas, prosedur,
catatan-catatan (dokumen) yang berkaitan dengan produksi dan operasi.
Konfirmasi kepada pihak perusahaan selama audit dilakukan untuk mendapatkan
penjelasan dari pejabat yang berwenang tentang adanya hal-hal yang merupakan
kelemahan (nonconformances) yang ditemukan auditor.
Untuk mendapatkan
informasi yang lengkap, relevan dan dapat dipercaya, auditor menggunakan daftar
pertanyaan ( audit checklist) yang ditunjukan kepada berbagai pihak yang
berwenang dan berkompeten berkaitan dengan masalah yang diaudit.
iv. Pelaporan
Laporan audit disajikan dengan format :
1
Informasi latar belakang
Menyajikan gambaran umum fungsi produksi dan operasi dari perusahaan yang
diaudit, tujuan dan strategi pencapaiannya serta ketersediaan sumber daya yang
mendukung keberhasilan implementasi strategi tersebut.
2
Kesimpulan Audit dan Ringkasan Temuan Audit
Menyajikan kesimpulan atas hasil audit yang telah dilakukan auditor dan
ringkasan temuan audit sebagai pendukung kesimpulan yang dibuat.
3
Rumusan Rekomendasi
Menyajikan rekomendasi yang diajukan auditor sebagai alternative solusi
atas kekurangan yang masih terjadi.
4.
Ruang Lingkup Audit
Ruang lingkup audit menjelaskan tetang cakupan (luas) audit yang dilakukan
sesuai dengan penugasan yang diterima dengan pemberi tugas audit
V Tindak Lanjut
Rekomendasi yang disajikan
auditor dalam laporannya merupakan alternatife perbaikan yang ditawarkan untuk
meningkatkan berbagai kelemahan yang masih terjadi pada perusahaan. Tindak
lajut yang dilakukan merupakan bentuk komitmen manajemen untuk menjadikan
organisasinya menjadi lebih baik dari yang sebelumnya.
RUANG LINGKUP AUDIT
1. Rencana Produksi dan
Operasi
Rencana ini menghubungkan
kebutuhan pasar atas produk yanga dipersyaratkan, aktivitas pengembangan dan
rekayasa, kapasitas produksi, rencana persediaan, keuangan, ketersidaan SDM,
bahan baku, dan tingkat imbal hasil investasi yang dipersyaratkan investor.
Penyusunan rencana induk
harus didasarkan pada ketersediaan kapasitas dan rencana penggunaannya, peluang
dan ancaman yang dihadapi dan usaha-usaha untuk melaukan perbaikan dan
berkelanjutan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi. Suatu rencana induk
memuat tentang :
1) Jadwal induk produksi
2) Penilaian atas
penggunaan kapasitas produksi
3) Tingkat persediaan
4) Perencanaan
keseimbangan lintas produksi
Menjadikan rencana produksi utama sebagai pedoman
operasi dalam menunjang startegi pencapaian tujuan perusahaan, beberapa
pertanyaan mendasar yang harus dijawab oleh manajer operasi dalam merumuskan
rencana produksi tersebut. Pertanyaan-pertanyaan tesebut meliputi :
· Apakah
persediaan akan digunakan untuk menyerap perubahan permintaan selama periode
permintaan.
· Apakah perubahan-perubahan yang terjadi dalam volume
produksi dan operasi akan diakomodasi dengan cara mengubah jumlah tenaga kerja.
· Apakah
perusahaan akan menggunakan tenaga paruh waktu, atau waktu lembur jika terjadi
lonjakan permintaan yang melebihi kemampuan kapasitas yang tersedia untuk
mengerjakannya dan bagaimana perusahaan mengelola kapasitas menganggur jika
terjaadi penurunan permintaan.
· Apakah
perusahaan akan menggunakan subkontaktor dalam mengantisipasi permintaan yang
berfluktuasi, sehingga kestabilan tingkat SDM dapat dipertahankan.
· Apakah
perusahaan memutuskan untuk mengubah harga atau faktor-faktor yang lain, untuk
memengaruhi permintaan.
2. Jadwal Induk Produksi
Jadwal
produksi utama membuat spekulasi tentang apa yang akan dibuat dan kapan akan
dibuat, sesuai dengan rencana produksi. Rencana ini mencakup input yang akan
diproses seperti permintaan konsumen, kemampuan teknis, ketersediaan SDM ,
fluktuasi persediaan, kinerja pemasok, dan berbagaipertimbangan lainnya. Jadwal
produksi ini mendiskripsikan berapa jumlah produksi yang harus dilakukan untuk
setiap kelompok barang. Kapan produk tersebut harus sudah siap untuk diserahkan
kepada konsumen, sumber daya apa saja yang harus tersedia untuk menghasilkan
produk sesuai dengan rencana operasi perusahaan dalam memenuhi spesifikasi
pelanggan.
Jadwal
produksi yang akurat dapat memininumkan biaya persediaan dan penyetelan (set up) mesin karena jadwal ini telah
menghubungkan antara kebutuhan konsumen dengan jadwal pengiriman, penerimaan
bahan baku dan pengelolaan kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan.
Disamping itu, jadwal produksi yang akurat juga dapat meminimumkan kerja lembur
(over time), waktu sumber daya yang
menganggur (idle time resources) dan
penentuan tingkat persediaan yang optimal.
3. Penilaian atas
Penggunaan Kapasitas Produksi
Perusahaan
harus memiliki kebijakan dan strategi yang tepat berkaitan dengan besaran
kapasitas yang harus dimiliki. Perusahaan juga harus memiliki dasar dan metode
yang tepat dalam meramalkan kebutuhan kapasitasnya dimasa depan. Pengelolaan
kelebihan dan penentuan sumber lain jika terjadi kekurangan dalam memenuhi
kebutuhan operasi harus dituangkan dalam suatu pedoman tertulis sehingga
pengambilan keputusan berkaitan dengan kapasitas tidak bias dengan tujuan
produksi dan operasi yang telah ditetapkan. Pertimbangan kapasitas ini harus
mendasari terjadinya praktik optimalisasi terhadap penggunaan kapasitas
produksi.
Jika
berdasarkan rencana penjualan ternyata rencana produksi lebih daripada
kemampuan kapasitas yang dimiliki, memungkinkan perusahaan untuk menerima
pesanan produksi dengan harga dibawah tingkat laba normal untuk memaksimalkan
penggunaan kapasitas. Karena pada kondisi ini biaya tetap untuk kapasitas yang
menganggur yang menjadi dasar perhitungan harga pokok produk ada dalam posisi
nihil (Nol). Rencana induk produksi
harus meminimalkan terjadinya kapasitas menggangur, untuk menjadikan operasi
berjalan secara efektif dan efisien.
4. Tingkat Persediaan
Secara umum
persediaan pada industri manufaktur terdiri atas persediaan bahan baku, barang
dalam proses, barang jadi, dan persediaan perlengkapan (supplies). Kebijakan tentang perseddiaan bahan baku harus
memerhatikan hubungan permintaan atas persediaan tetsebut, apakah termasuk
dalam kelompok permintaan independen atau permintaan dependen. Hal ini penting
sekali karena akan berpengaruh kepada metode permintaan atas persediaan
tersebut dalam mendukung efektivitas dan efisiensi, proses produksi dan
operasi.
5. Perencanaan
Keseimbangan Lintas Produksi
Keseimbangan
lintas produksi atau disebut juga keseimbangan ini produksi (production line balancing) bertuan untuk
memperoleh suatu arus produksi yang lancer guna memperoleh optimalisasi
pengguna fasilitas, tenaga kerja, dan peralatan yang tinggi melalui
penyeimbangan waktu kerja antarstasiun kerja (work station). Elemen-elemen tugas dalam suatu aktivitas produksi
dikelompokkan sedemikian rupa diantara stasiun kerja, sehingga diperoleh
keseimbangan dalam penggunaan sumber daya produksi. Dengan demikian, tujuan
produksi tercapai dengan ekonomis, efektif, dan efisien.
Pengelompokan
penugasan dalam mencapai keseimbangan lintas produksi dapat dilakukan dengan
metode coba-coba (trial and error).
Metode ini lebih sederhana sehingga mudah untuk diterapkan untuk kasus-kasus
dengan jumlah elemen tugas yang tidak banyak. Metode pengelompokan penugasan
yang lain adalah metode heuristik, yang memberikan hasil lebih akurat pada
kasus jumlah elemen penugasan yang sangat banyak. Metode ini mengelompokan
penugasan dalam mencapai keseimbangan lintas produksi yang optimal dengan
prosedur sebagai berikut:
·
Menetapkan tugas yang dapat dipilih sebagai tugas awal (tidak ada tugas
lain yang mendahuluinya atau tugas yang mendahuluinya sudah selesai
dikerjakan).
·
Menetapkan tugas yang cocok dengan waktu yang tersedia.
·
Menetapkan penugasan pada suatu stasiun kerja sampai maksimal.
·
Melanjutkan kestasiun kerja berikutnya dengan mengulangi prosedur diatas
sampai semua penugasan selesai.
PRODUKTIVITAS DAN
PENINGKATAN NILAI TAMBAH
Keunggulan laen production, didukung oleh kebijakan
dan praktik peroduksi yang secara maksimal mengoptimalkan pengguna sember daya
perusahaan untuk meningkatkan keunggulan bersaingnya, kebijakan dan praktik
tersebut meliputi :
1. Penghapusan
persediaan
Produsen
dengan laen production memfokuskan
produksi dan operasinya pada penurunan (penghapusan) persediaan. Metode ini
menggunakan just In Time dalam
menurunkan persediaan dan pemborosan yang disebabkan oleh persediaan tersebut.
Mereka menurunkan waktu pemborosan dan biaya, dalam meningkatkan efisiensi
proses operasinya.
2. Zeno Defect
Metode
produksi ini membangun suatu sistem produksi dan operasi yang dapat membantu
karyawan memproduksi unit yang sempurna untuk setiap kalinya. Persiapan proses
produksi dilakukan dengan lebih matang untuk mencegah terjadinya kegagalan
dalam menghasilkan produk sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan.
3. Meminimalkan
kebutuhan tempat (Areal)
Upaya
meminimalkan jarak tempuh unit produk dapat mengurangi kebutuhan tempat (areal)
dalam proses produksi. Penataan fasilitas poduksi yang terintegrasi dengan
gudang penyimpanaan bahan baku dan produk jadi, dapat menghemat kebutuhan
tempat tanpa mengganggu jalannya proses produksi
4.
Kemitraan dengan Pemasok
Melibatkan
pemasok kedalam rencana keberhasilan perusahaan merupakan model yang banyak
dikembangkan dalam praktik produksi modern saat ini. Dengan membangun hubungan
yang erat (kemitraan) dengan pemasok dan menjelaskan rencana dan standar
kebutuhan bahan kapadanya, pemasok menjadi memahami dengan baik kebutuhan
perusahaan. Dan bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan perusahaan terhadap
pasokan bahan baku baik dalam kualitas, kuantitas, dan waktu pasokan tersebut
dibutuhkan harus sudah tersedia diperusahaan.
5.
Meminimalkan Aktivitas yang tidak Menambah Nilai
Melalui suatu
analisis aktivitas dan komitmen untuk melakukan perbaikan secara terus-menerus,
perusahaan yang menerapkan metode ini, meminimalkan aktivitas-aktivitas yang
tidak berguna (tidak menambah nilai) baik bagi pelanggan maupun bagi perubahan.
6.
Pengembangan Angkatan kerja
Dengan secara
terus-menerus memperbaiki desain pekerjaan, pelatihan, partisipasi, komitmen
karyawan dan pemberdayaan kelompok-kelompok kerja, metode ini secara konsisten
mengembangkan angkatan kerja.
7.
Menciptakan Tantangan dalam Bekerja
Mengidentifikasi
tujuh sumber pemborosan yang mengakibatkan operasi perusahaan tidak efisien,
meliputi:
·
Produksi yang lebih besar dari kebutuhan (penumpukan persediaa)
·
Waktu tunggu dan/atau waktu menganggur
·
Penanganan material yang terlalu sering
·
Persediaa (bahan baku dan/atau barang jadi)
·
Pergerakan peralatan dan operatornya yang tidak menambah nilai bagi produk.
·
Proses produksi yang tidak penting (tidak dibutuhkan)
·
Pengolahan kembali produk cacat
PENGENDALIAN PRODUKSI
DAN OPERASI
1.
Maksimumkan Tingkat Pelayanan
Pengendalian harus menjamin bahwa pelayanan telah
diberikan secara tepat. Beberapa elemen yang harus mendapat perhatian khusus
adalah: kualitas produk, ketersediaan produk (jika diinginkan), harga yang
kompetitif, penyediaan untuk stock pengaman dan penyerahan yang tepat waktu.
Proses harus memahami bahwa pelanggan yang harus dilayani dengan tepat bukan saja
pelanggan eksternal tetapi yang telah kalah pentingnya adalah pelanggan
internal.
2.
Minimumkan Investasi pada Persediaan
Pengendalian harus mampu memandu seluruh aktivitas
(utama dan pendukung) manufaktur ke dalam suatu proses yang terintegrasi,
sehingga proses berjalan sesuai dengan rencana dan jadwal yang telah
ditentukan. Aktivitas pemesanan dan penerimaan bahan harus terintegrasi dengan
jadwal produksi demikian juga jadwal produksi harus terintegrasi dengan rencana
(jadwal) penyerahan kepada pelanggan. Semua hubungan ini harus berjalan seperti
halnya hubungan pelanggan pemasok, dimana setiap pemasok harus memuaskan
pelanggannya. Pengendalian yang baik akan mencapai arus produksi yang mulus (smooth production flow) dengan
persediaan yang minimumkan dan waktu tunggu yang pendek.
3.
Efisiensi produksi dan Operasi
Untuk memperoleh harga yang kompetitif, pengendalian
harus meminimumkan biaya-biaya yang terjadi dalam produksi dan operasi.
Efisiensi produksi dan operasi adalah sesuatu yang mutlak dan harus menjadi
budaya kerja pada setiap bagian yang terlibat dalam proses produksi dan
operasi. Dalam hal ini pengendalian harus semaksimal mungkin mampu menekan
pemborosan (aktivitas tidak bernilai tambah) yang terjadi. Perhatian khusus
harus diberikan terhadap supervise pabrik dan tenaga kerja tidak langsung,
dukungan dan keterlibatan pekerjaan, kesiapan mesin dan peralatan, fasilitas
pendukung yang efektif dan berbagai hal lain yang berpengaruh baik langsung
maupun tidak langsung.
Pengendalian
produksi dan operasi meliputi pengendalian terhadap keseluruhan komponen dan
tahapan dalam proses produksi mulai dari penanganan bahan baku sampai dengan
penanganan penyerahan produk jadi ke gudang. Secara rinci pengendalian tersebut
meliputi hal-hal berikut:
·
Pengendalian Bahan Baku
Prngendalian
bahan baku bertujuan untuk memastikan bahwa bahan baku yang diolah dalam proses
produksi telah sesuai dengan kebutuhan standar kualitas produk yang dihasilkan
perusahaan. Pengendalian bahan baku mencakup keseluruhan aktivitas yang
berhubungan dengan bahan baku mulai dari pembelian, jadwal penerimaan,
penanganan pada saat diterima, penyimpanan sampai dengan bahan baku tersebut
digunakan (diolah) dalam proses produksi.
·
Pengendalian Peralatan dan Fasilitas Produksi
Pengendalian
peralatan dan fasilitas produksi bertujuan untuk mematikan bahwa semua
peralatan dan fasilitas produksi ada dalam keadaan siap untuk melaksanakan
proses produksi sesuai dengan ketentuan penggunaannya.desain dan penempatan peratan
yang tepat menjadi faktor utama berjalannya proses produksi secara efektif dan
efisien mampu menghasilkan produk tepat sesuai dengan yang telah dijadwalkan.
·
Pengendalian Transformasi
Fungsi
transformasi mengolah input menjadi output sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan. Pengendalian transformasi memegang peranan penting untuk memastikan
bahwa proses pengolahanini bejalan sesuai dengan kebutuhan proses yang efektif
dan efisien. Pada pengendalian ini tugas seorang (tim) pengendali kualitas (quality control) sangat penting untuk
memastikan bahwa proses yang berjalan menghasilkan produk yang tepat
(kuantitas, kualitas, dan waktu) dengan pengorbanan yang minimum. Untuk
mencapai tujuan tersebut, pengendalian ini mencakup pengesahan proses produksi
dan pengendalian perubahan atas permintaan, inspeksi sampel dalam proses dan
pengendalian laboratorium dari pemprosesan ulang.
·
Pengendalian kualitas
Pengendalian
kualitas tidak cukup dipahami sebagai pengendalian proses produksi, yang hanya
membebankan tanggung jawab kualitas produk kepada unit kendali kualitas. Sistem
biaya kualitas dapat memberikan informasi kepada perusahaan tentang berbagai
aktivitas yang terlibat dalam menghasilkan produk sesuai dengan standar
kualitas yang telah ditetapkan perusahaan.
·
Pengendalian Barang Jadi
Merupakan pengendalian yang dilakukan terhadap
pengelolaan barang setelah selesai diproduksi. Pengendalian ini bertujuan untuk
memastikan bahwa penanganan barang setelah produksi berjalan sesuai dengan
prosedur, sehingga tidak terjadi kerusakan barang dalam proses, penyimpanan,
atau pendistribusiannya. Untuk memastikan bahwa barang dalam kondisi yang
sesuai dengan persyaratan pelanggan pada saat diserahkan, pengendalian ini
melakukannya melalui tahapan : (1) verifikasi penanganan, penyimpanan dan
inspeksi, (2) pengujian dan distribusi.
No comments:
Post a Comment