Fungsi dari
pengorganisasian yaitu kegiatan yang mengatur tugas, wewenang, dan tanggung
jawab serta Pengorganisasian yang baik dapat menempatkan orang – orang pada
tugas yang tepat
Pengertian
pengorganisasian
Dalam arti luas
Organisasi adalah
sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan
Dalam manajemen
Pengorganisasian
adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian
didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai
dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil
pengorganisasian adalah struktur organisasi
Perancangan organisasi
Perencanaan adalah proses dasar dimana manajemen
memutuskan tujuan dan cara mencapainya. Handoko (1984) mendefinisikan perencaan
adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang harus
dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa. Dalam perencanaan manajer
memutuskan “apa yang harus dilakukan, kapan melakukannya, bagaimana
melakukannya, dan siapa yang melakukannya”. Perencanaan adalah suatu proses yang
tidak berakhir. Hasil dari proses perencanaan adalah berupa rencana. Hasibuan
(1987) mendefinisikan rencana itu sendiri adalah sejumlah keputusan yang
menjadi pedoman untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Jadi setiap rencana
mengandung dua unsur yaitu “tujuan” dan “pedoman”. Apabila rencana telah
ditetapkan maka rencana tersebut harus diimplementasikan. Setiap saat selama
proses implementasi dan pengawasan, rencana-rencana mungkin memerlukan
modifikasi agar tetap berguna. “Perencanaan kembali” kadang-kadang dapat
menjadi faktor kunci pencapaian sukses akhir.
Semua kegiatan
perencanaan pada dasarnya melalui empat tahap atau langkah berikut ini. Empat
langkah dalam perencanaan ini bias diadaptasi untuk semua kegiatan perencanaan
dan pada semua tingkatan organisasi (Husnan, 1988; Handoko, 1984).
Langkah 1 :
Menentukan tujuan atau
serangkaian tujuan. Perencanaan dimulai dengan keputusan-keputusan tentang
keinginan atau kebutuhan organisasi atau unit organisasi. Tanpa tujuan yang
jelas organisasi tidak dapat menggunakan sumber dayanya secara efisien.
Langkah 2 :
Merumuskan keadaan atau
kedudukan saat ini. Pemahaman tentang posisi organisasi saat ini dari tujuan
yang ingin dicapai dan mengetahui sumber daya yang tersedia untuk mencapai
tujuan adalah sangat penting, karena tujuan dan rencana menyangkut waktu yang
akan datang. Hanya setelah keadaan organisasi saat inidianalisis, rencana dapat
dirumuskan untuk menggambarkan rencana kegiatan lebih lanjut. Langkah kedua ini
memerlukan informasi yang lengkap yang terutama diperoleh melalui komunikasi
dalam organisasi .
Langkah 3 :
Mengidentifikasi segala
kemudahan (factor pendukung) dan hambatan (kendala) untuk mencapai tujuan.
Faktor-faktor internal dan eksternal, baik yang mendukung maupun yang
menghambat pencapaian tujuan perlu diidentifikasi untuk mengukur kemampuan
organisasi dalam mencapai tujuan. Walaupun sulit dilakukan, antisipasi keadaan,
masalah, dan kesempatan serta ancaman yang mungkin terjadi di waktu mendatang
adalah bagian yang esensial dari proses perencanaan.
Langkah 4 :
Mengembangkan rencana
atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan. Pada tahap ini manajer
memilih tindakan apa yang akan digunakan untuk mencapai tujuan. Tahap terakhir dalam
proses perencanaan ini meliputi pengembangan berbagai alternatif kegiatan untuk pencapaian tujuan, penilaian
alternatif-alternatif tersebut dan pemilihan alternatif terbaik (paling
memuaskan) diantara berbagai alternatif yang ada.
Kekuasaan wewenang dan tanggung jawabKekuasaan (Power)
Kekuasaan (power)
berarti suatu kemampuan untuk mempengaruhi orang atau merubah orang atau
situasi. Jika perubahan tersebut kea rah yang baik tentu power tersebut
memberikan konotasi yang positif bahkan sangat diperlukan. Kekuasaan
sesungguhnya merupakan konsekuensi logis yang muncul dari setiap organisasi
yang di dalamnya terdapat pimpinan dan bawahan atau manajemen puncak dan
manajemen tingkat bawah. Karena organisasi merupakan kumpulan orang dalam
pencapaian tujuan, maka organisasi ditujukan untuk mengubah situasi melalui
orang-orang agar perubahan terjadi untuk itu diperlukan kekuasaan.
Kewenangan ( Authority)
Kenangan
atau authority pada dasarnya merupakan bentuk lain dari kekuasaan
yang sering kali dipergunakan dalam sebuah organisasi. Kewenangan merupakan
kekuasaan formal atau terlegitimasi. Dalam sebuah organisasi, seseorang yang
ditunjuk atau dipilih untuk memimpin suatu organisasi, bagian, atau departemen
memiliki kewenangan atau kekuasaan yang terlegatimasi. Seseorang yang ditunjuk
untuk menjadi manajer personalia dengan sendirinya terlegitimasi untuk
memiliki kewenangan dalam mengatur berbagai hal yang terkait dengansumber daya
manusia atau orang-orang yang terdapat di dalam organisasi.
Tanggung Jawab (Responsibility)
Tanggung jawab
mengingatkan orang-orang untuk tidak saja mempergunakan kewenangan yang
dimiliki, tetapi juga melaporkan apa saja yang telah dilakukan sehubungan
dengan kewenangan yang telah diberikan kepadanya. Kadangkala orang-orang melupakan
esensi dari tanggung jawab sebagai bagian dari jabatan atau tugas yang di emban
ketika menduduki suatu bagian atau departemen tertentu
Daerah wewenang manajemen
Wewenang adalah hak untuk memerintah orang
lain untuk melakukan atau tidak
melakukan sesuatu agar tujuan dapat tercapai.
Ada dua pandangan yang menjelaskan wewenang
formal (resmi):
1. Pandangan klasik (classical view)
Wewenang datang dari tingkat paling atas,
kemudian secara bertahap diturunkan
ke tingkat yang lebih bawah
2. Pandangan penerimaan (acceptance view)
Sudut pandang wewenang adalah penerima
perintah, bukannya pemberi perintah.
Pandangan ini dimulai dengan pengamatan bahwa
tidak semua perintah dipatuhi
oleh penerima perintah. Penerima perintah akan
menentukan apakah akan
menerima perintah atau tidak.
Menurut Chester I. Bernard seseorang akan
memenuhi perintah apabila dipenuhi empat
kondisi berikut:
• Dia dapat memahami komunikasi
• Dia percaya bahwa perintah tersebut tidak
bertentangan dengan tujuan organisasi
• Perintah tersebut tidak bertentangan dengan
kepentingan secara keseluruhan, dan
• Secara fisik dan mental mampu menjalankan
perintah tersebut.
Wewenang Lini, Staff dan Fungsional
• Wewenang Lini
Dimiliki oleh manajer lini yang mengambil
keputusan untuk mencapai tujuan organisasi
secara langsung. Dalam bagan organisasi,
wewenang lini digambarkan oleh garis yang
menghubungkan manajemen puncak sampai ke
manajemen tingkat bawah.
• Wewenang Staff
Dilakukan oleh orang atau kelompok orang yang
memberikan jasa atau nasehat kepada
manajer lini. Staff ahli biasannya merupakan
istilah yang menggambarkan posisi tersebut.
Staff ahli memberikan nasehat berdasarkan
keahlian, pengalamana, atau riset dan analisis
yang diperlukan, termasuk bantuan pelaksanaan
kebijakan, monitor, dan pengendalian.
• Wewenang Fungsional
Kadang organisasi mempunyai manajer atau
departemen yang mempunyai wewenang
fungsional. fungsi keuangan dan akuntansi
sering diberikan wewenang fungsional.
Delegasi Wewenang
Delegasi dapat diartikan sebagai pelimpahan wewenang
dan tanggung jawab formal dari
atasan kepada orang lain untuk melaksanakan
tugas tertentu. Delegasi wewenang adalah
proses pengalihan wewenang dari atasan kepada
orang yang ditunjuk.
Keuntungan dan Halangan Delegasi Wewenang
Delegasi wewenang memungkinkan manajer
menyelesaikan lebih banyak pekerjaan
daripada kalau semuanya dikerjakan sendiri.
Kadang bawahan mempunyai keahlian yang
lebih dibandingkan dengan manajer untuk
hal-hal tertentu. Beberapa manajer kadang
enggan mendelegasikan wewenang karena: tidak
yakin akan kemampuan bawahan
merasa mampu mengerjakan sendiri tidak efisien
untuk mengajari bawahannyamelakukan tugas takut wewenangnya akan berkurang,
atau takut kalau bawahannya dapat
melakukan tugas lebih baik dibandingkan
dirinya. Karyawan kadang enggan menerima
delegasi wewenang karena beberapa alasan:
takut gagal merasa tidak ada penghargaan
untuk kerja yang akan dilakukannya, atau tidak
mau menganggung risiko semua risiko
diserahkan atau ditanggung oleh manajer.
Delegasi Wewenang yang Efektif
1. Memutuskan pekerjaan mana yang akan
didelegasikan, karena tidak semua
pekerjaan dapat didelegasikan
2. Memutuskan siapa yang akan memperoleh
penugasan, dengan beberapa
pertimbangan: waktu yang dipunyai karyawan,
kemampuan yang dimiliki
karyawan, dan kesempatan yang akan
dimanfaatkan oleh karyawan
3. Mendelegasikan tugas, disertai dengan
informasi dan pemberian wewenang yang
cukup, dan bentuk hasil yang diharapkan
4. Menetapkan Feedback, untuk memonitor
kemajuan yang dicapai oleh bawahan.
Pengaturan sdm
Manajemen sumber daya manusia
yang sering disingkat dengan MSDM, adalah suatu
ilmu atau cara untuk mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja)
yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif. Serta dapat digunakan
secara maksimal sehingga tercapai tujuan (goal) bersama perusahaan, karyawan
dan masyarakat menjadi maksimal. MSDM didasari pada suatu konsep bahwa setiap
karyawan adalah manusia - bukan mesin - dan bukan semata menjadi sumber daya
bisnis. Kajian MSDM menggabungkan beberapa bidang ilmu seperti psikologi,dll.
No comments:
Post a Comment