Perkembangan
konsep manajemen
Alasan mengapa kita perlu
mempelajari sejarah dan juga perkembangan konsep manajemen adalah untuk
memperoleh gambaran tentang bagaimana manajemen itu telah berlangsung di masa
lalu. Hal ini dimaksudkan untuk bisa belajar agar kita bisa mengambil langkah
yang lebih baik untuk berbisnis. Kedua, kita bisa mengetahui bagaimana bisnis
manajemen itu berkembang. Dengan mempelajari ini, kita bisa mencari teori yang
baru agar manajemen kita bisa bagus dan juga mengambil keputusan secara tepat.
Yang terakhir adalah agar prinsip prinsip manajemen yang sudah diterapkan sejak
dulu bisa menjadi sebuah pelajaran berharga untuk kita agar nantinya kita bis
berbenah dan bisa terjun ke dunia manajemen dengan baik.
1.MAZHAB KLASIK
Teori dan prinsip manajemen
memberikan kemudahan dalam menentukan sesuatu yang harus di kerjakan dengan
cara efektif menjadi seorang manajer,dan dapat juga diartikan sebagai fungsi
manajemen.selain itu manajer dapat mengelola sebuah otoritas tanpa
menggunakan teori dan prinsip ,aktivitas berjalan hanyalah intuisi,firasat dan
harapan sehingga hasilnya tidak akan memberikan kepuasan berbagai pihak.
a) Robert Owen (1771-1858)
Pada tahun 1800-an ia adalah
seorang manajer pada beberapa pabrik pemintal kapas di New Lanarls Skotlandia.
Menekankan tentang peranan
sumberdaya manusia sebagai kunci keberhasilan perusahaan.
Dilatarbelakangi oleh kondisi dan persyaratan kerja yang tidak memadai, dimana kondisi kerja sebelumnya dan kehidupan pekerja pada masa itu sangat buruk.
Dilatarbelakangi oleh kondisi dan persyaratan kerja yang tidak memadai, dimana kondisi kerja sebelumnya dan kehidupan pekerja pada masa itu sangat buruk.
b) Charles Babbage
(1792-1871)
Menganjurkan untuk mengadakan
pembagian tenaga kerja dalam kaitannya dengan pembagian pekerjaan. Sehingga
setiap ekerja dapat dididik dalam suatu keterampilan khusus. Setiap pekerja
hanya dituntut tanggungjawab khusus sesuai dengan spesialisasinya.
c) Frederik W. Taylor
(1856-1915)
Taylor merupakan tokoh
manajemen ilmiah yang terpopuler, sehingga ia mendapatr julukan bapak manajemen
ilmiah, manajemen ilmiah timbul karena keinginan untuk menambah produktivitas
hingga akhirnya Taylor menemukan prinsip-prinsip yaitu:
· Pengembangan
manajeman ilmiah yang sebenarnya, sehingga misalnya, metode yang terbaik untuk
melakukan setiap pekerjaan dapat ditentukan.
· Seleksi
secara ilmiah terhadap para pekerja, sehingga setiap pekerja dapat diberi
tanggung jawab atas tugas yang paling cocok baginya
· Pendidikan
dan pengembangan ilmiah untuk tenaga kerja
· Kerja
sama yang erat dan bersahabat antara manajer dan pekerja.
d) Henry L. Gantt
(1861-1919)
Gagasannya
mempunyai kesamaan dengan gagasan Taylor, yaitu :
1. Kerjasama saling
menguntungkan antara manajer dan karyawan.
2. Mengenal metode
seleksi yang tepat.
3. Sistem bonus dan
instruksi.
Akan tetapi Hennry menolak
sistem upah differensial. Karena hanya berdampak kecil terhadap motivasi kerja.
e) Frank B dan Lillian
M. Gilbreth (1868 - 1924 dan 1878 - 1972)
Berdasarkan pada gagasan hasil
penelitian tentang hubungan gerakan dan kelelahan dalam pekerjaan. Menurut
Frank, antara gerakan dan kelelahan saling berkaitan. Setiap gerakan yang
dihilangkan juga menimbulkan kelelahan. Menurut Lillian, dalam pengaturan untuk
mencapai gerakan yang efektif dapat mengurangi kelelahan.
2. Manajemen Ilmiah Cabang Klasik Kedua.
Pelopor teori organisasi
klasik adalah Henry Fayol yang hidup pada tahun 1841-1925. Dalam usahanya untuk
mengembangkan ilmu manajemen fayol mulai dengan membagi perusahaan menjadi enam
aktivitas masing-masing mempunyai kebergantungan. Aktivitas yang dimaksud
adalah:
1). Fungsi teknis
(technical), yaitu memproduksi dan membuat produk.
2). Fungsi
komersial (commercial), yaitu membeli bahan baku dan menjual produk.
3). Fungsi
financial (financial), yaitu memperoleh dan menggunakan modal.
4). Fungsi keamanan
(security), yaitu melindungi para tenaga kerja dan aktivaperusahaan.
5). Fungsi
akuntansi (accounting), yaitu mencatat dan mengecek biaya, keutungan, dan
utang-utang, menyiapkan neraca, dan menghimpun statistik.
6). Fungsi
manajerial (managerial)
Orientasinya adalah fungsi
manajerial, sehingga ia mendefinisikan manjemen dengan cara membagi lima fungsi
yaitu:
· Perencanaan
(planning) berarti menentukan suatu cara bertindak yang memungkan organisasi
dapat mencapai tujuannya.
· Pengorganisasian
(organizing) berarti memobilisasikan sumber daya manusia dan sumber daya alam
dari organisasi untuk mewujudkan rencana menjadi suatu hasil’
· Pengkomandoan
(commanditing) berarti memberikan pengarahan kepada para bawahan dan
mengusahakan mereka untuk mengerjakan pekerjaannya.
· Pengkoordinasian
(coordinating) berarti memastikan bahwa sumber daya dan aktivitas organisasi
bekerja secara harmonis untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
· Pengendalian
(controlling) berarti pemantauan (monitoring) rencana untuk menjamin agar
dikemudikan secara tepat.
Konsep Fayol yang menyatakan
bahwa ketrampilan manajemen dapat diterapkan pada semua jenis kelompok
aktivitas, apabila hal-hal lain tak berubah, sampai saat ini semakin penting
artinya disekolah, pemerintahan, dan lembaga lainnya. Prinsip manajemen yang
dikembangkan Fayol yang mendasari prilaku manajerial yang efektif adalah
sebagai berikut:
a) Pembagian
kerja (division of labor)
b) Otoritas
(authority)
c) Disiplin
(discipline)
d) Kesatuan
perintah (unity of command)
e) Kesatuan
arah (unity of direction)
f) Mengemudiankan
ke[pentingan pribadi diatas kepentingan umum (subordination of individual
interest to the common goods)
g) Pemberian
upah (remuneration)
h) Sentralisasi
(centralization)
i) Hirarki
(hierarki)
j) Tertib
(order)
k) Keadilan
(equity)
l) Kestabilan
staf (stabilty of staff)
m) Inisiatif
(initiative)
n) Semngat
korps (esprit de corps)
2.Mazhab Prilaku
Dalam mazhab ini, titik
tolak penting tindakan manajer adalah perilaku manusia. Manajer harus menyadari
bahwa manajemen tidaklah dilakukan sendiri, justru manajerlah yang harus
menyebabkan orang lain melakukannya, berdedikasi dan berpartisipasi tinggi untuk
menyelesaikan tugas-tugasnya. Jadi topik-topik yang dipersoalkan dalam mazhab
ini adalah “human behavior, human relation, motivasi, leadership, sifat dan
perilaku manusia, ilmu jiwa sosial, komunikasi, dan keinginan manusia itu.”
Manajer dalam melakukan wewenang
kepemimpinannya harus lebih mengetahui perilaku, keinginan, dan
kebutuhan-kebutuhan para bawahannya.
Munculnya aliran
hubungan manusiawi (perilaku manusia atau neoklasik) muncul disebabkan para
manajer menemukan bahwa dengan pendekatan klasik, efisiensi produksi dan
keselarasan kerja yang sempurna tidak dapat diwujudkan. Seringkali para bawahan
kurang mengikuti pola perilaku yang rasional dalam mengoprasikan pekerjaannya.
Sehingga pembahasan “sisi perilaku manusia” dalam organisasi menjadi penting.
Beberapa ahli mencoba melengkapi organisasi klasik dengan pandangan sosiologi
dan psikologi.
a) Hugo
Munsterberg (1863-1916)
Dikenal sebagai
"Bapak Psikologi Industri". Sejak tahun 1910 minatnya tertuju pada
penerapan psikologi dalam industri, di mana dia melihat pentingnya penerapan
ilmu perilaku pada gerakan manajemen ilmiah yang baru. Dalam bukunya
yangberjudul Psychology and Industrial Efficien¬cy yang diterbitkan tahun 1921,
berisi :
1. Best
possible person, yaitu bagaimana mendapatkan orang orang yang memiliki kualitas
mental yang paling cocok dengan pekerjaan yang harus mereka kerjakan.
2. Best
Possible Work, yaitu dalam kondisi psikologis mana output yang paling besar dan
paling memuaskan dapat diperoleh dari pekerjaan setiap orang.
3. Best
Possible Effect, yaitu bagaimana suatu perusahaan dapat mempengaruhi para
pekerja sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh hasil yang sebaik mungkin dari
mereka.
b) Elton
Mayo (1880-1949)
Penelitian yang
dilakukan mengenai tingkah laku manusia dalam situasi kerja pada perusahaan
Western Electric (1924-1933). Penelitian berawal dari penyelidikan hubun¬gan
tingkat penerangan di dalam tempat bekerja dan produktivitas para pekerja.
Hasilnya, ketika kondisi cahaya meningkat maka produktivitas cenderung meningkat
seperti yang diharapkan, namun ketika cahaya lampu lebih jelek dari normal
produktivitas cenderung tetap meningkat. Outputpun terus meningkat pada saat
pencahayaan terus dirubah.
Elton Mayo beserta para
asisten risetnya Fritz J. Roethlishberger serta William J. Dickson juga
menyimpulkan bahwa insentif uang yang diberikan tidak menyebabkan meningkatnya
produktivitas.
Hasil penelitian yang
terkenal dengan "effect Hawthorne" menyatakan bahwa pengoperasian
perusahaan bukan hanya karena mesin dan metode, tapi juga penyesuaian dengan
sistem sosial guna membangun suatu sistem teknis yang lengkap. Supervisor yang simpatik
akan meningkatkan prestasi kerja mereka dan para pekerja akan lebih keras
bekerja bila mereka yakin bahwa manajemen memikirkan kesejahteraan mereka dan
perhatian khusus pada mereka.
3.Mazhab Ilmu Manajemen
1. Riset
Operasi
a) Rensis Likert
Menidentifikasikan dan
melakukan penelitian secara intensif mengenai empat sistem manajemen.
b) Edgar
Schein
Meneliti dinamika kelompok
dalam organisasi.
Teori behavioral science
ditandai dengan pandangan baru mengenai perilaku orang per orang, perilaku
kelompok sosial dan perilaku organisasi.
2. Teori Motivasi
a) Abraham Maslow
Mengembangkan adanya hirarki
kebutuhan dalam penjelasannya tentang perilaku manusia dan dinamika proses
motivasi.
b) Frederick
McGregor
c) David
McClelland
Teori kebutuhan McClelland
berfokus pada tiga kebutuhan yang didefinisikan sebagai berikut:
- Kebutuhan
berprestasi: dorongan untuk melebihi, mencapai standar-standar, berusaha keras
untuk berhasil
- Kebutuhan
berkuasa: kebutuhan untuk membuat individu lain berprilaku sedemikian rupa sehingga
mereka tidak akan berperilaku sebaliknya
- Kebutuhan
berafiliasi: keinginan untuk menjalin suatu hubungan antarpersonal yang ramah
dan akrab
d) Victor Vroom
(1964)
Yang terkenal dengan teori
model Vroom menguraikan tentang faktor kinerja dapat dilihat dari 3 (tiga)
teori sebagai berikut yang terdiri dari :
1. Teori
ekspektansi.
Menurut teori ekpektansi yang
bisa mendorong kinerja seseorang yaitu : “Ekspektansi seseorang mewakili
keyakinan seorang individu bahwa tingkat upaya tertentu akan diikuti oleh suatu
tingkat kinerja tertentu”. Sehubungan dengan tingkat ekspektansi seseorang
Craig C. Pinder (1948) dalam bukunya “Work Motivation” berpendapat bahwa ada
beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat ekspektansi seseorang yaitu :
a. Harga diri
b. Keberhasilan waktu
melaksanakan tugas
c. Bantuan yang dicapai dari
seorang supervisor dan pihak bawahan.
d. Informasi yang diperlukan
untuk melaksanakan suatu tugas
e. Bahan-bahan baik dan
peralatan baik untuk bekerja.
2. Teori
Instrumentalis.
Menurut teori instrumentalis
yaitu keyakinan seseorang bahwa hasil tertentu tergantung pada pelaksanaan
sebuah tingkat kinerja khusus. Kinerja bersifat instrumental apabila ia
meyebabkan timbulnya sesuatu yang lain.
3. Teori
valensi.
Teori valensi mengandung arti
bahwa nilai positif dan negatif yang diberikan orang kepada hasil-hasil. Ketiga
teori tersebut bisa dilihat dari aspek manajerial dan individual
No comments:
Post a Comment