Sunday, January 10, 2016

budaya organisasi

Pengertian Budaya Organisasi
Robbins (1996) memberi pengertian budaya organisasi antara lain sebagai:
  1. Nilai-nilai dominan yang didukung oleh organisasi.
  2. Falsafah yang menuntun kebijaksanaan organisasi terhadap pegawai dan pelanggan.
  3. Cara pekerjaan dilakukan di tempat itu.
  4. Asumsi dan kepercayaan dasar yang terdapat di antara anggota organisasi.
Dari sudut pandang karyawan, budaya memberi pedoman bagi karyawan akan segala sesuatu yang penting untuk dilakukan. Sejumlah peran penting yang dimainkan oleh budaya perusahaan adalah:
1. Membantu pengembangan rasa memiliki jati diri bagi karyawan.
2. Dipakai untuk mengembangkan keterkaitan pribadi dengan organisasi.
3. Membantu stabilitas organisasi sebagai suatu sistem sosial.
4. Menyajikan pedoman perilaku sebagai hasil dari norma perilaku yang sudah dibentuk.
Budaya organisas yang terbentuk, dikembangkan, diperkuat atau bahkan diubah, memerlukan praktik yang dapat membantu menyatukan nilai budaya anggota dengan nilai budaya organisasi. Praktik tersebut dapat dilakukan melalui induksi atau sosialisasi, yaitu melalui transformasi budaya organisasi. Sosialisasi organisasi merupakan serangkaian aktivitas yang secara substantif berdampak kepada penyesuaian aktivitas individual dan keberhasilan organisasi, antara lain komitmen, kepuasan dan kinerja. Beberapa langkah sosialisasi yang dapat membantu dan mempertahankan budaya organisasi adalah melalui seleksi calon karyawan, penempatan, pendalaman bidang pekerjaan, penialian kinerja, dan pemberian penghargaan, penanaman kesetiaan pada nilai-nilai luhur, perluasan cerita dan berita, pengakuan kinerja dan promosi. Berbagai praktik di atas dapat memperkuat budaya organisasi dan memastikan karyawan yang bekerja sesuai dengan budaya organisasi memberikan imbalan sesuai dukungan yang dilakukan. Sosialisasi yang efektif akan menghasilkan kepuasan kerja, komitmen organisasi, rasa percaya diri pada pekerjaan, mengurangi tekanan serta kemungkinan keluar dari pekerjaan. Beberapa hal yang dapat dilakukan organisasi untuk mempertahankan organisasi adalah menyusun asumsi dasar, menyatakan dan memperkuat nilai yangdiinginkan dan menyosialisasikan melaui contoh.
B.      Karakteristik budaya organisasi
Inovasi dan keberanian mengambil risiko. Sejauh mana karyawan didorong untuk bersikap inovatif dan berani mengambil risiko.
·      Perhatian pada hal-hal rinci. Sejauh mana karyawan diharapkan menjalankan presisi, analisis, d perhatian pada hal-hal detail.
·      Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen berfokus lebih pada hasil ketimbang pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut.
·      Orientasi orang. Sejauh mana keputusan-keputusan manajemenmempertimbangkan efek dari hasil tersebut atas orang yang ada di dalam organisasi.
·      Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan-kegiatan kerja di organisasi pada tim ketimbang pada indvidu-individu.
·      Keagresifan. Sejauh mana orang bersikap agresif dankompetitif ketimbang santai.
C.       Nilai dominan dan subbudaya organisasi
Budaya organisasi mewakili sebuah persepsi yang sama dari para anggota organisasi atau dengan kata lain, budaya adalah sebuah sistem makna bersama. Karena itu, harapan yang dibangun dari sini adalah bahwa individu-individu yang memiliki latar belakang yang berbeda atau berada di tingkatan yang tidak sama dalam organisasi akan memahami budaya organisasi dengan pengertian yang serupa.
Sebagian besar organisasi memiliki budaya dominan dan banyak subbudaya. Sebuah budaya dominan mengungkapkan nilai-nilai inti yang dimiliki bersama oleh mayoritas anggota organisasi. Ketika berbicara tentang budaya sebuah organisasi, hal tersebut merujuk pada budaya dominannya, jadi inilah pandangan makro terhadap budaya yang memberikan kepribadian tersendiri dalam organisasi. Subbudaya cenderung berkembang di dalam organisasi besar untuk merefleksikan masalah, situasi, atau pengalaman yang sama yang dihadapi para anggota. Subbudaya mencakup nilai-nilai inti dari budaya dominan ditambah nilai-nilai tambahan yang unik.
Jika organisasi tidak memiliki budaya dominan dan hanya tersusun atas banyak subbudaya, nilai budaya organisasi sebagai sebuah variabel independen akan berkurang secara signifikan karena tidak akan ada keseragaman penafsiran mengenai apa yang merupakan perilaku semestinya dan perilaku yang tidak semestinya. Aspek makna bersama dari budaya inilah yang menjadikannya sebagai alat potensial untuk menuntun dan membentuk perilaku. Itulah yang memungkinkan seseorang untuk mengatakan, misalnya, bahwa budaya Microsoft menghargai keagresifan dan pengambilan risiko dan selanjutnya menggunakan informasi tersebut untuk lebih memahami perilaku dari para eksekutif dan karyawan Microsoft. Tetapi, kenyataan yang tidak dapat diabaikan adalah banyak organisasi juga memiliki berbagai subbudaya yang bisa memengaruhi perilaku anggotanya.
D.  FAKTOR, UNSUR DAN PROSES TERBENTUKNYA ORGANISASI

a)      Faktor-faktor Pembentukan Budaya Organisasi

Menurut Krisdarto (2001:53) faktor-faktor yang membentuk budayaperusahaan yaitu :
1.      Observed behavioral regularities when people interact 
Yaitu bahasa yang digunakan dalam organisasi, kebiasaan dan tradisi yang ada, dan ritual para karyawan dalam menghadapi berbagai macam situasi.

2.      Group Norms.
Yaitu nilai dan standar baku dalam organisasi.

3.      Exposed Values.
Yaitu nilai-nilai dan prinsip-prinsip organisasi yang ingin dicapai, misalnyakualitas produk, dan sebagainya.


4.      Formal Philosophy.
Yaitu kebijakan dan prinsip ideologis yang mengarahkan perilaku organisasiterhadap karyawan, pelanggan, dan pemegang saham.

5.      Rules of the Game.
Yaitu aturan-aturan dalam perusahaan (the ropes), hal-hal apa saja yang harusdipelajari oleh karyawan baru agar dapat diterima di organisasi tersebut.

6.      Climate.
Yaitu Perasaan yang secara eksplisit dapat terasa dari keadaan fisik organisasi dan interaksi antar karyawan, interaksi atasan dengan bawahan, juga interaksi dengan pelanggan atau organisasi lain.

7.      Embedded Skills.
Yaitu kompetensi khusus dari anggota organisasi dalam menyelesaikantugasnya, dan kemampuan menyalurkan keahliannya dari satu generasi kegenerasi lainnya.

8.      Habits of thinking, mental models, and/or linguistec paradigms
Yaitu adanya suatu kesamaan “frame” yang mengarahkan pada persepsi (untuk dapat mengurangi adanya perbedaan persepsi), pikiran, dan bahasa yang digunakan oleh para karyawan, dan diajarkan pada karyawan baru padaawal proses sosialisasi.

9.      Shared Meanings.
Yaitu rasa saling pengertian yang diciptakan sendiri oleh karyawan dariinteraksi sehari-hari.

10.  Root Metaphors or Integrating Symbols
Yaitu ide-ide, perasaan, dan citra organisasi yang dikembangkan sebagai karakteristik organisasi yang secara sadar ataupun tidak sadar tercermin dari bangunan, lay out ruang kerja, dan materi artifacts lainnya. Hal ini merefleksikan respon emosional dan estetika anggota organisasi, disamping kemampuan kognitif atau kemampuan evaluatif anggota organisasi.

b)      Unsur-unsur Pembentukan Budaya Organisasi

Beberapa unsur pembentukan budaya perusahaan menurut Atmosoeprapto (2001:71), yaitu :

1.       Lingkungan usaha; lingkungan dimana perusahaan itu beroperasi akan menentukan apa yang harus dikerjakan oleh perusahaan tersebut untuk mencapai kebrhasilan.
2.       Nilai-nilai (values); merupakan konsep dasar dan keyakinan dari suatu organisasi.
3.       Panutan/keteladanan; orang-orang yang menjadi panutan atau teladan karyawan lainnya karena keberhasilannya.
4.       Upacara-upacara ( rites dan ritual); acara-acara ritual yang diselenggarakanoleh perusahaan dalam rangka memberikan penghargaan pada karyawannya.
5.       “Network” jaringan komunikasi informal di dalam perusahaan yang dapat menjadi sarana penyebaran nilai-nilai dari budaya perusahaan.

c)      Proses Terbentuknya Budaya Organisasi

Eugene McKenna dan Nic Beech (2000:60) membagi budaya organisasi atau budaya perusahaan atas beberapa komponen pembentuk, yaitu :

1.       Filosof, yang menjadi panduan penetapan kebijakan organisasi baik yang berkenaan dengan karyawan ataupun klien.
2.       Nilai-nilai dominan yang dipegang oleh organisasi.
3.       Norma-norma yang diterapkan dalam bekerja.
4.       Aturan main untuk berelasi dengan baik dalam organisasi yang harus dipelajari oleh anggota baru agar dapat diterima oleh organisasi.
5.       Tingkah laku khas tertentu dalam berinteraksi yang rutin dilakukan. Perasaan atau suasana yang diciptakan dalam organisasi.

Dengan menggali komponen-komponen pembentuk ini, diharapkan akan memperoleh gambaran global dari budaya organisasi tertentu. Gambaran ini menjadi dasar organisasi tersebut, bagaimana masalah deselesaikan didalamnya, dan cara paraanggota diharapkan berperilaku.

     D.  FUNGSI BUDAYA ORGANISASI

Beach dalam Aan Komariah (2004:192) menyatakan ada 7 fungsi sbb:
1.       Memberikan spesifikasi apa yang utama yang harus dilakukan buat organisasi,sehingga ada standar pengukuran baik terhadap keberhasilan ataupunkegagalan;
2.       Memberi pedoman bagaimana cara menggunakan resources, dan untuk apadigunakan;
3.       Menetapkan apa yang dapat diharapkan oleh organisasi dari karyawan, dansebaliknya;
4.       Membuat metode pengawasan perilaku dalam organisasi, mana yang sah, danmana yang tidak sah, dimana letak kekuasaan dan bagai mana menggunakankekuasaan;
5.       Menetapkan mana perilaku yang boleh dilakukan dan mana yang tidak, danmenetapkan hukuman atau penghargaan;
6.       Menentukan suatu tatanan bagaimana anggota harus menciptakan kebersamaan sesame anggota dan bagaimana menghadapi non anggota, dalamhal berkopetisi, bekerjasama, berlaku sopan,dsb;
7.       Memberi petunjuk pada anggota bagaimana memperlakukan lingkunagneksternal, aggressively, exploitatively, responsibly, or proactively.

Sedangkan Robbins (1996:253) menyatakan lima fungsi budaya organisasiyaitu:
1.      Membedakan satu organisasi dengan organisasi lainnya
2.      Meningkatkan sense of identity anggota
3.      Meningkatkan komitmen bersama
4.      Menciptakan stabilitas system social
5.      Membuat mekanisme pengendalian yang memadu dan membentuk sikap danperilaku karyawan.

Menurut Veithzal Rivai (2005:430), fungsi budaya perusahaan adalah :
1.      Budaya mempunyai suatu peran menetapkan tapal batas, artinya budaya menciptakan perbedaan yang jels antara suatu organisasi dengan organisasi yang lain.
2.      Budaya memberikan indentitas bagi anggota organisasi.
3.      budaya mempermudah timbulnya komitmen yang lebih luas dari pada kepentingan individu.
4.      Budaya itu meningkatkan kemantapan sitem social.
5.      Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu serta membentuk sikap dan perilaku karyawan.

Dari pengertian tersebut budaya perusahaan merupakan suatu ciri khas darisuatu perusahaan yang mencakup sekumpulan nilai-nilai kepercayaan yang membantu karyawan untuk mengetahui tindakan apa yang boleh dilakukan atau tidak bolehdilakukan yang berhubungan dengan struktur formal dan informal dalam lingkungan perusahaan. Selain itu budaya perusahaan juga merupakan suatu kekuatan tak terlihatyang mempengaruhi pemikiran, persepsi, dan tindakan manusia yang bekerj di dalam perusahaan, yang menentukan dan mengharapkan bagaimana cara mereka bekerjasehari-hari dan membuat mereka lebih senang dalam menjalankan tugasnya.
Dengan adanya budaya perusahaan akan memudahkan karyawan untuk  menyesuaikan diri dengan lingkungan perusahaan, dan membantu karyawan untuk mengetahui tindakan apa yang seharusnya dilakukan sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam perusahaan dan menjunjung tinggi nilai-nilai tersebut sebagai pedomankaryawan untuk berperilaku yang dapat dijalankan dalam melaksanakan tugas danpekerjaannya.
Di samping itu dari pendapat ahli tersebut di atas lingkungan kerjamerupakan suatu alat ukur yang akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan jikalingkungan kerja yang ada di perusahaan itu baik. Lingkungan kerja yangmenyenangkan bagi karyawan melalui pengikatan hubungan yang harmonis denganatasan, rekan kerja, maupun bawahan, serta didukung oleh sarana dan prasarana yangmemadai yang ada di tempat bekerja akan membawa dampak yang positif bagikaryawan, sehingga kinerja karyawan dapat meningkat.
Lingkungan kerja yang baik diciptakan oleh perusahaan akan sangatbermanfaat bagi kelangsungan hidup dari perusahaan karena tidak jarang terjadi suatuperusahaan gulung tikar karena adanya lingkungan kerja yang tidak kondusif.
Linkungan kerja yang kondusif yang diciptakan oleh karyawan dan perusahaan akanmendorong efektivitas dari perusahaan tersebut didalam menjalankan rodaorganisasinya. Serta akan menimbulkan semangat dan gairah kerja yang tinggi karenaadanya lingkungan kerja yang baik dan menyenangkan.
Untuk itu budaya perusahaan dan lingkungan kerja sebagai dua faktor yangmempengaruhi kinerja karyawan sebaiknya dilakukan dengan baik, karena kedua halini akan sangat menentukan baik itu untuk karyawan maupun untuk perusahaan,karena jika kedua hai ini mendapat perhatian dari perusahan maka keuntungan yangdiperoleh tentu sangat besar dan berguna, baik untuk masa kini dan masa yang akandatang, perusahaan memperoleh keuntungan berupa pencapaian tujuan danproduktivitas yang tinggi dan bagi karyawan akan memperoleh kinerja yang tinggi.

Tahap-tahap pembentukan atau pembangunan budaya organisasi dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
  1. Seorang (biasanya pendiri) datang dengan ide atau gagasan tentang sebuah usaha baru.
  2. Pendiri membawa orang-orang kunci yang merupakan para pemikir, dan menciptakan kelompok inti yang mempunyai visi yang sama dengan pendiri.
  3. Kelompok inti memulai serangkaian tindakan untuk menciptakanorganisasi, mengumpulkan dana, menentukan jenis dan tempat usaha dan lain-lain yang relevan.
  4. Orang-orang lain dibawa ke dalam organisasi untuk berkarya bersama-sama dengan pendiri dan kelompok inti, memulai sebuah sejarah bersama. Pembianaan budaya perusahaan dapat dilakukan dengan serangkaian langkah sosialisasi sebagai berikut:
    • Seleksi pegawai yang objektif.
    • Penempatan orang dalam pekerjaan sesuai dengan kemampuan dan bidangnya, “the right man on the right place at the right time”.
    • Perolehan dan peningkatan kemahiran melalui pengalaman.
    • Pengukuran prestasi dan pemberian imbalan yang sesuai.
  1. Penghayatan akan nilai-nilai kerja atau hal lain yang penting.
  2. Ceritera-ceritera dan faktor-faktor organisasi yang menumbuhkan semangat dan kebanggan.
  3. Pengakuan dan promosi bagi karyawan yang berprestasi.
E. Cara Karyawan Mempelajari Budaya Perusahaan
Proses transformasi budaya oleh karyawan dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
  1. Ceritera-ceritera 
Ceritera-ceritera mengenai bagaimana kerasnya perjuangan pendiri organisasi di dalam memulai usaha sehingga kemudian menjadi maju seperti sekarang merupakan hal yang baik untuk disebarluaskan. Bagaimana sejarah pasang-surut perusahaan dan bagaimana perusahaan mengatasi kemelut dalam situasi tak menentu merupakan kisah yang dapat menodorong dan memotivasi karyawan untuk bekerja keras jika mereka mau memahaminya.
2. Ritual / Upacara-upacara
Semua masyarakat memiliki corak ritual sendiri-sendiri. Di dalam perusahaan, tidak jarang ditemui acara-acara ritual yang sudah mengakar dan menjadi bagian hidup perusahaan. Sehingga tetap dipelihara keberadaannya, contohnya adalah selamatan mulai musim giling di pabrik gula.
3. Simbol-simbol material
Simbol-simbol atau lambang-lambang material seperti pakaian seragam, ruang kantor dan lain-lain, atribut fisik yang dapat diamati merupakan unsur penting budaya organisasi yang harus diperhatikan sebab dengan simbol-simbol itulah dapat dengan cepat diidentifikasi bagaimana nilai, keyakinan, norma, danberbagai hal lain itu menjadi milik bersama dan dipatuhi anggota organisasi.
  1. Bahasa
Bahasa merupakan salah satu media terpenting di dalammentransformasikan nilai. Dalam suatu organisasi atau perusahaan, tiap bidang, divisi, strata atau semacamnya memiliki bahasa atau jargon yang khas, yang kadang-kadang hanya dipahami oleh kalangan itu sendiri. Hal ini penting karena untuk dapat diterima di suatu lingkungan dan menjadi bagian dari lingkungan, salah satu syaratnya adalah memahami bahasa yang berlaku di lingkungan itu. Dengan demikian menjadi jelas bahwa bahasa merupakan unsur penting dalam budaya perusahaan.
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian-uraian di atas, pada bab ini dapat dikemukakan beberapa pokok kesimpulan sebagai berikut:
1. Budaya perusahaan tidak muncul dengan sendirinya di kalangan anggota organisasi, tetapi perlu dibentuk dan dipelajari karena pada dasarnya budaya perusahaan adalah sekumpulan nilai dan pola perilaku yang dipelajari, dimiliki bersama, oleh semua anggota organisasi dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
2. Budaya perusahaan sangat penting peranannya dalam mendukungterciptanya suatu organisasi atau perusahaan yang efektif. Secara lebih spesifik, budaya perusahaan dapat berperan dalam menciptakan jati diri, mengembangkan keikutsertaan pribadi dengan perusahaan dan menyajikan pedoman perilaku kerja bagi karyawan.
3 Perusahaan yang ingin maju harus memiliki Budaya Organisasi, yang sudah tertera dengan baik, serta diikuti oleh seluruh personal organisasi. Kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam salah satu elemen budaya, harus segera diperbaiki, agar anggota organisasi tidak terlanjur membiasakan diri dalam kelemahan yang ada.


No comments:

Post a Comment