Pengertian Budaya Organisasi
Robbins (1996) memberi pengertian
budaya organisasi antara lain sebagai:
- Nilai-nilai dominan yang didukung oleh
organisasi.
- Falsafah yang menuntun kebijaksanaan
organisasi terhadap pegawai dan pelanggan.
- Cara pekerjaan dilakukan di tempat itu.
- Asumsi dan kepercayaan dasar yang terdapat di
antara anggota organisasi.
Dari sudut pandang karyawan, budaya memberi pedoman bagi karyawan akan
segala sesuatu yang penting untuk dilakukan. Sejumlah peran penting
yang dimainkan oleh budaya perusahaan adalah:
1. Membantu pengembangan rasa memiliki jati diri bagi karyawan.
2. Dipakai untuk mengembangkan keterkaitan pribadi dengan organisasi.
3. Membantu stabilitas organisasi sebagai suatu sistem sosial.
4. Menyajikan pedoman perilaku sebagai hasil dari norma perilaku yang sudah
dibentuk.
Budaya
organisas yang terbentuk, dikembangkan, diperkuat atau bahkan diubah,
memerlukan praktik yang dapat membantu menyatukan nilai budaya anggota
dengan nilai budaya organisasi. Praktik tersebut dapat dilakukan
melalui induksi atau sosialisasi, yaitu melalui transformasi budaya
organisasi. Sosialisasi organisasi merupakan serangkaian aktivitas yang
secara substantif berdampak kepada penyesuaian aktivitas individual dan
keberhasilan organisasi, antara lain komitmen, kepuasan dan kinerja.
Beberapa langkah sosialisasi yang dapat membantu dan mempertahankan budaya
organisasi adalah melalui seleksi calon karyawan, penempatan, pendalaman
bidang pekerjaan, penialian kinerja, dan pemberian penghargaan, penanaman
kesetiaan pada nilai-nilai luhur, perluasan cerita dan berita, pengakuan
kinerja dan promosi. Berbagai praktik di atas dapat memperkuat budaya
organisasi dan memastikan karyawan yang bekerja sesuai dengan budaya
organisasi memberikan imbalan sesuai dukungan yang dilakukan. Sosialisasi yang efektif akan menghasilkan kepuasan kerja, komitmen
organisasi, rasa percaya diri pada pekerjaan, mengurangi tekanan serta
kemungkinan keluar dari pekerjaan. Beberapa hal yang dapat dilakukan
organisasi untuk mempertahankan organisasi adalah menyusun asumsi dasar,
menyatakan dan memperkuat nilai yangdiinginkan dan menyosialisasikan melaui
contoh.
B. Karakteristik
budaya organisasi
Inovasi dan keberanian mengambil risiko. Sejauh mana karyawan didorong untuk bersikap
inovatif dan berani mengambil risiko.
· Perhatian pada hal-hal rinci. Sejauh
mana karyawan diharapkan menjalankan presisi, analisis, d perhatian pada
hal-hal detail.
· Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen
berfokus lebih pada hasil ketimbang pada teknik dan proses yang digunakan untuk
mencapai hasil tersebut.
· Orientasi orang. Sejauh mana
keputusan-keputusan manajemenmempertimbangkan efek dari hasil tersebut atas orang
yang ada di dalam organisasi.
· Orientasi tim. Sejauh mana
kegiatan-kegiatan kerja di organisasi pada tim ketimbang pada indvidu-individu.
C. Nilai
dominan dan subbudaya organisasi
Budaya organisasi mewakili sebuah persepsi yang sama dari para anggota organisasi atau
dengan kata lain, budaya adalah sebuah sistem makna bersama. Karena itu,
harapan yang dibangun dari sini adalah bahwa individu-individu yang memiliki latar belakang yang berbeda
atau berada di tingkatan yang tidak sama dalam organisasi akan memahami budaya
organisasi dengan pengertian yang serupa.
Sebagian besar organisasi memiliki budaya dominan dan banyak subbudaya. Sebuah budaya
dominan mengungkapkan nilai-nilai inti yang dimiliki bersama oleh mayoritas
anggota organisasi. Ketika berbicara tentang budaya sebuah organisasi, hal tersebut merujuk pada
budaya dominannya, jadi inilah pandangan makro terhadap budaya yang memberikan kepribadian tersendiri dalam organisasi. Subbudaya cenderung berkembang di dalam organisasi besar
untuk merefleksikan masalah, situasi, atau pengalaman yang sama yang dihadapi para anggota. Subbudaya
mencakup nilai-nilai inti dari budaya dominan ditambah nilai-nilai tambahan
yang unik.
Jika organisasi tidak memiliki budaya dominan dan hanya tersusun atas
banyak subbudaya, nilai budaya organisasi sebagai sebuah variabel independen akan berkurang secara signifikan karena tidak
akan ada keseragaman penafsiran mengenai apa yang merupakan perilaku semestinya dan perilaku yang tidak semestinya.
Aspek makna bersama dari budaya inilah yang menjadikannya sebagai alat
potensial untuk menuntun dan membentuk perilaku. Itulah yang memungkinkan
seseorang untuk mengatakan, misalnya, bahwa budaya Microsoft menghargai keagresifan dan pengambilan risiko
dan selanjutnya menggunakan informasi tersebut untuk lebih memahami perilaku
dari para eksekutif dan karyawan Microsoft. Tetapi, kenyataan yang tidak dapat
diabaikan adalah banyak organisasi juga memiliki berbagai subbudaya yang bisa
memengaruhi perilaku anggotanya.
D. FAKTOR, UNSUR DAN PROSES TERBENTUKNYA ORGANISASI
a) Faktor-faktor
Pembentukan Budaya Organisasi
Menurut Krisdarto (2001:53)
faktor-faktor yang membentuk budayaperusahaan
yaitu :
1. Observed
behavioral regularities when people interact
Yaitu bahasa yang digunakan
dalam organisasi, kebiasaan dan tradisi yang ada, dan ritual para karyawan
dalam menghadapi berbagai macam situasi.
2. Group
Norms.
Yaitu nilai dan standar baku
dalam organisasi.
3. Exposed
Values.
Yaitu nilai-nilai dan
prinsip-prinsip organisasi yang ingin dicapai, misalnyakualitas produk, dan
sebagainya.
4. Formal
Philosophy.
Yaitu kebijakan dan prinsip
ideologis yang mengarahkan perilaku organisasiterhadap karyawan, pelanggan, dan
pemegang saham.
5. Rules
of the Game.
Yaitu aturan-aturan dalam
perusahaan (the ropes), hal-hal apa saja yang harusdipelajari oleh karyawan
baru agar dapat diterima di organisasi tersebut.
6. Climate.
Yaitu Perasaan yang secara
eksplisit dapat terasa dari keadaan fisik organisasi dan interaksi antar
karyawan, interaksi atasan dengan bawahan, juga interaksi dengan pelanggan atau
organisasi lain.
7. Embedded
Skills.
Yaitu kompetensi khusus dari
anggota organisasi dalam menyelesaikantugasnya, dan kemampuan menyalurkan
keahliannya dari satu generasi kegenerasi lainnya.
8. Habits
of thinking, mental models, and/or linguistec paradigms
Yaitu adanya suatu kesamaan
“frame” yang mengarahkan pada persepsi (untuk
dapat mengurangi adanya perbedaan persepsi), pikiran, dan bahasa yang digunakan
oleh para karyawan, dan diajarkan pada karyawan baru padaawal proses sosialisasi.
9. Shared
Meanings.
Yaitu rasa saling pengertian
yang diciptakan sendiri oleh karyawan dariinteraksi sehari-hari.
10. Root Metaphors
or Integrating Symbols
Yaitu ide-ide, perasaan, dan
citra organisasi yang dikembangkan sebagai karakteristik organisasi yang secara
sadar ataupun tidak sadar tercermin dari bangunan, lay out ruang kerja, dan materi
artifacts lainnya. Hal ini merefleksikan respon emosional dan estetika anggota
organisasi, disamping kemampuan kognitif atau kemampuan evaluatif anggota
organisasi.
b) Unsur-unsur
Pembentukan Budaya Organisasi
Beberapa unsur pembentukan
budaya perusahaan menurut Atmosoeprapto (2001:71), yaitu :
1. Lingkungan usaha;
lingkungan dimana perusahaan itu beroperasi akan menentukan apa yang harus dikerjakan oleh perusahaan tersebut
untuk mencapai kebrhasilan.
2. Nilai-nilai
(values); merupakan konsep dasar dan keyakinan dari suatu organisasi.
3. Panutan/keteladanan;
orang-orang yang menjadi panutan atau teladan karyawan lainnya karena
keberhasilannya.
4. Upacara-upacara
( rites dan ritual); acara-acara
ritual yang diselenggarakanoleh perusahaan dalam rangka memberikan penghargaan
pada karyawannya.
5. “Network”
jaringan komunikasi informal di dalam perusahaan yang dapat menjadi sarana
penyebaran nilai-nilai dari budaya perusahaan.
c) Proses
Terbentuknya Budaya Organisasi
Eugene McKenna dan Nic Beech
(2000:60) membagi budaya organisasi atau budaya
perusahaan atas beberapa komponen pembentuk, yaitu :
1. Filosof,
yang menjadi panduan penetapan kebijakan organisasi baik yang berkenaan dengan
karyawan ataupun klien.
2. Nilai-nilai
dominan yang dipegang oleh organisasi.
3. Norma-norma
yang diterapkan dalam bekerja.
4. Aturan
main untuk berelasi dengan baik dalam organisasi yang harus dipelajari oleh
anggota baru agar dapat diterima oleh organisasi.
5. Tingkah
laku khas tertentu dalam berinteraksi yang rutin dilakukan. Perasaan atau
suasana yang diciptakan dalam organisasi.
Dengan menggali komponen-komponen
pembentuk ini, diharapkan akan memperoleh gambaran global dari budaya
organisasi tertentu. Gambaran ini menjadi dasar organisasi tersebut, bagaimana
masalah deselesaikan didalamnya, dan cara paraanggota diharapkan berperilaku.
D. FUNGSI BUDAYA ORGANISASI
Beach dalam Aan Komariah
(2004:192) menyatakan ada 7 fungsi sbb:
1. Memberikan
spesifikasi apa yang utama yang harus dilakukan buat organisasi,sehingga ada
standar pengukuran baik terhadap keberhasilan ataupunkegagalan;
2. Memberi
pedoman bagaimana cara menggunakan resources, dan untuk apadigunakan;
3. Menetapkan
apa yang dapat diharapkan oleh organisasi dari karyawan, dansebaliknya;
4. Membuat
metode pengawasan perilaku dalam organisasi, mana yang sah, danmana yang tidak sah, dimana letak kekuasaan dan
bagai mana menggunakankekuasaan;
5. Menetapkan mana perilaku yang boleh dilakukan dan
mana yang tidak, danmenetapkan hukuman atau penghargaan;
6. Menentukan
suatu tatanan bagaimana anggota harus menciptakan kebersamaan sesame anggota
dan bagaimana menghadapi non anggota, dalamhal berkopetisi, bekerjasama,
berlaku sopan,dsb;
7. Memberi
petunjuk pada anggota bagaimana memperlakukan lingkunagneksternal,
aggressively, exploitatively, responsibly, or proactively.
Sedangkan Robbins (1996:253)
menyatakan lima fungsi budaya organisasiyaitu:
1. Membedakan
satu organisasi dengan organisasi lainnya
2. Meningkatkan
sense of identity anggota
3. Meningkatkan
komitmen bersama
4. Menciptakan
stabilitas system social
5. Membuat
mekanisme pengendalian yang memadu dan membentuk sikap danperilaku karyawan.
Menurut Veithzal Rivai
(2005:430), fungsi budaya perusahaan adalah :
1. Budaya
mempunyai suatu peran menetapkan tapal batas, artinya budaya menciptakan
perbedaan yang jels antara suatu organisasi dengan organisasi yang lain.
2. Budaya
memberikan indentitas bagi anggota organisasi.
3. budaya
mempermudah timbulnya komitmen yang lebih luas dari pada kepentingan individu.
4. Budaya
itu meningkatkan kemantapan sitem social.
5. Budaya
sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu serta membentuk sikap
dan perilaku karyawan.
Dari pengertian tersebut
budaya perusahaan merupakan suatu ciri khas darisuatu perusahaan yang mencakup
sekumpulan nilai-nilai kepercayaan yang membantu karyawan untuk mengetahui
tindakan apa yang boleh dilakukan atau tidak bolehdilakukan yang berhubungan dengan
struktur formal dan informal dalam lingkungan perusahaan. Selain itu budaya
perusahaan juga merupakan suatu kekuatan tak terlihatyang mempengaruhi
pemikiran, persepsi, dan tindakan manusia yang bekerj di dalam perusahaan, yang menentukan dan mengharapkan
bagaimana cara mereka bekerjasehari-hari dan membuat mereka lebih senang
dalam menjalankan tugasnya.
Dengan
adanya budaya perusahaan akan memudahkan karyawan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan perusahaan, dan
membantu karyawan untuk mengetahui tindakan apa yang seharusnya dilakukan
sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam perusahaan dan menjunjung tinggi
nilai-nilai tersebut sebagai pedomankaryawan untuk berperilaku yang dapat
dijalankan dalam melaksanakan tugas danpekerjaannya.
Di
samping itu dari pendapat ahli tersebut di atas lingkungan kerjamerupakan suatu alat ukur yang akan berpengaruh terhadap
kinerja karyawan jikalingkungan kerja yang
ada di perusahaan itu baik. Lingkungan kerja yangmenyenangkan bagi
karyawan melalui pengikatan hubungan yang harmonis denganatasan, rekan kerja,
maupun bawahan, serta didukung oleh sarana dan prasarana yangmemadai yang ada di tempat bekerja akan
membawa dampak yang positif bagikaryawan, sehingga kinerja karyawan
dapat meningkat.
Lingkungan
kerja yang baik diciptakan oleh perusahaan akan sangatbermanfaat bagi kelangsungan hidup dari perusahaan
karena tidak jarang terjadi suatuperusahaan gulung tikar karena adanya
lingkungan kerja yang tidak kondusif.
Linkungan
kerja yang kondusif yang diciptakan oleh karyawan dan perusahaan akanmendorong efektivitas dari perusahaan tersebut didalam
menjalankan rodaorganisasinya. Serta akan menimbulkan semangat dan gairah kerja
yang tinggi karenaadanya lingkungan kerja
yang baik dan menyenangkan.
Untuk itu budaya perusahaan dan
lingkungan kerja sebagai dua faktor yangmempengaruhi kinerja karyawan sebaiknya
dilakukan dengan baik, karena kedua halini akan sangat menentukan baik itu
untuk karyawan maupun untuk perusahaan,karena jika kedua hai ini mendapat
perhatian dari perusahan maka keuntungan yangdiperoleh tentu sangat besar dan
berguna, baik untuk masa kini dan masa yang akandatang, perusahaan memperoleh
keuntungan berupa pencapaian tujuan danproduktivitas yang tinggi dan bagi
karyawan akan memperoleh kinerja yang tinggi.
Tahap-tahap pembentukan atau pembangunan budaya organisasi dapat
diidentifikasikan sebagai berikut:
- Seorang (biasanya
pendiri) datang dengan ide atau gagasan tentang sebuah usaha baru.
- Pendiri membawa
orang-orang kunci yang merupakan para pemikir, dan menciptakan
kelompok inti yang mempunyai visi yang sama dengan pendiri.
- Kelompok inti memulai
serangkaian tindakan untuk menciptakanorganisasi, mengumpulkan dana,
menentukan jenis dan tempat usaha dan lain-lain yang relevan.
- Orang-orang lain
dibawa ke dalam organisasi untuk berkarya bersama-sama dengan pendiri dan
kelompok inti, memulai sebuah sejarah bersama. Pembianaan budaya
perusahaan dapat dilakukan dengan serangkaian langkah sosialisasi
sebagai berikut:
- Seleksi pegawai yang objektif.
- Penempatan orang
dalam pekerjaan sesuai dengan kemampuan dan bidangnya, “the right man on
the right place at the right time”.
- Perolehan dan
peningkatan kemahiran melalui pengalaman.
- Pengukuran prestasi dan pemberian imbalan yang sesuai.
- Penghayatan akan
nilai-nilai kerja atau hal lain yang penting.
- Ceritera-ceritera dan
faktor-faktor organisasi yang menumbuhkan semangat dan kebanggan.
- Pengakuan dan promosi
bagi karyawan yang berprestasi.
E. Cara Karyawan Mempelajari Budaya Perusahaan
Proses transformasi budaya oleh karyawan dapat dilakukan dengan beberapa
cara, yaitu:
- Ceritera-ceritera
Ceritera-ceritera mengenai bagaimana kerasnya
perjuangan pendiri organisasi di dalam memulai usaha sehingga kemudian
menjadi maju seperti sekarang merupakan hal yang baik untuk
disebarluaskan. Bagaimana sejarah pasang-surut perusahaan dan bagaimana
perusahaan mengatasi kemelut dalam situasi tak menentu merupakan kisah
yang dapat menodorong dan memotivasi karyawan untuk bekerja keras jika mereka
mau memahaminya.
2. Ritual / Upacara-upacara
Semua masyarakat memiliki corak ritual
sendiri-sendiri. Di dalam perusahaan, tidak jarang ditemui acara-acara
ritual yang sudah mengakar dan menjadi bagian hidup perusahaan. Sehingga
tetap dipelihara keberadaannya, contohnya adalah selamatan mulai musim
giling di pabrik gula.
3. Simbol-simbol material
Simbol-simbol atau lambang-lambang material seperti
pakaian seragam, ruang kantor dan lain-lain, atribut fisik yang dapat
diamati merupakan unsur penting budaya organisasi yang harus diperhatikan
sebab dengan simbol-simbol itulah dapat dengan cepat diidentifikasi
bagaimana nilai, keyakinan, norma, danberbagai hal lain itu menjadi milik
bersama dan dipatuhi anggota organisasi.
- Bahasa
Bahasa merupakan salah satu media terpenting di
dalammentransformasikan nilai. Dalam suatu organisasi atau perusahaan, tiap
bidang, divisi, strata atau semacamnya memiliki bahasa atau jargon yang
khas, yang kadang-kadang hanya dipahami oleh kalangan itu sendiri. Hal ini
penting karena untuk dapat diterima di suatu lingkungan dan menjadi bagian
dari lingkungan, salah satu syaratnya adalah memahami bahasa yang berlaku
di lingkungan itu. Dengan demikian menjadi jelas bahwa bahasa merupakan
unsur penting dalam budaya perusahaan.
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian-uraian di atas, pada bab ini dapat dikemukakan beberapa
pokok kesimpulan sebagai berikut:
1. Budaya
perusahaan tidak muncul dengan sendirinya di kalangan anggota organisasi,
tetapi perlu dibentuk dan dipelajari karena pada dasarnya budaya
perusahaan adalah sekumpulan nilai dan pola perilaku yang dipelajari,
dimiliki bersama, oleh semua anggota organisasi dan diwariskan dari satu
generasi ke generasi berikutnya.
2. Budaya
perusahaan sangat penting peranannya dalam mendukungterciptanya suatu
organisasi atau perusahaan yang efektif. Secara lebih spesifik, budaya
perusahaan dapat berperan dalam menciptakan jati diri, mengembangkan
keikutsertaan pribadi dengan perusahaan dan menyajikan pedoman perilaku
kerja bagi karyawan.
3 Perusahaan yang ingin maju harus memiliki Budaya
Organisasi, yang sudah tertera dengan baik, serta diikuti oleh seluruh personal
organisasi. Kelemahan-kelemahan yang
terdapat dalam salah satu elemen budaya, harus segera diperbaiki, agar
anggota organisasi tidak terlanjur membiasakan diri dalam kelemahan yang ada.
No comments:
Post a Comment